Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2014

[Trip Turki 2014] Muadzin Yang (tidak) "Hilang" - Bagian ke-2 (selesai)

Lanjutan cerita Aa. Meneruskan tulisan pengalaman kemarin di waktu Fajr (Subuh), hari ini seperti kemarin saya beranjak kembali ke masjid HMYC utk melaksanakan shalat Fajr. Pukul 6 kurang sedikit bergegas menapaki jalan yang menurun sembari hati-hati dengan salju yg sudah mengeras karena menjadi licin. Sekarang saya sudah tahu bagaimana membuka pintu masjidnya sehingga langsung saja menuju bagian utama masjid, setelah membuka perlengkapan "perang" lalu shalat-shalat sunnah dilanjutkan tilawah yang masuk surah Taubah, diingatkan kembali tentang masjid Diror (http://en.m.wikipedia.org/wiki/Demolition_of_Masjid_al-Dirar) lalu balasan bagi orang-orang yg awal dari Muhajirin dan Ansar dengan surga lalu balasan orang-orang munafiq dengan adzab yg pedih, dst... Tiba-tiba suara adzan berkumandang dari dalam masjid, ya dari dalam masjid. Tapi di dalam hanya saya sendiri saat itu, mulailah saya mendekat ke arah sumber suara yaitu beberapa speaker tapi tetap tidak menjump

[Trip Turki 2014] Muazin Yang Hilang

Cerita Aa kemarin pagi. Ceritanya pagi ini ke masjid dekat hotel, Masjid Haji Mechmet Yazici Camii namanya. Waktu Fajr agak siang dibanding Khobar yaitu sekitar 5.45. Berangkat ke masjid agak siang sekitar pukul 6 berharap adzan sudah dikumandangkan. Sampai masjid, masih sepi, celingak celinguk, mengintip jendela gak keliatan ada orang, mencoba buka pintu modelnya yg dibuka dari dalam :( Akhirnya, poto-poto saja sampai akan beranjak pulang tiba-tiba adzan berkumandang dari masjid, alhamdulillah jd semangat. Beranjak ke pintu lagi, ternyata ada tali yg tersambung dengan bagian dalam pintu, tinggal ditarik dan pintu terbuka alhamdulillah. Sampai di dlm belum ada orang, muadzinnya juga gak keliatan, mungkin masih di kamarnya saya pikir. Setelah menggantung jaket diteruskan shalat-shalat sunnah lalu duduk menunggu immam dan jamaah lainnya. Biasanya di Turki jarak dari adzan ke iqamah lebih lama dari di Saudi, bisa setengah jam dan tentunya lebih lama dari di Indonesia

[Trip Turki 2014] Di Uludag

Uludag adalah daerah pegunungan yang fokus utama wisata disini adalah salju, setidaknya itu pengamatan saya selama disini. Aa  booking  hotel di Le Chalet Yazici melalui booking.com (seperti biasa) dari tanggal 25 september karena semakin mendekati akhir tahun biasanya  fully booked.  Tarif per malam 136.3 euro sudah termasuk paket prasmanan sarapan, makan siang,  coffee break  dan makan malam. Tentunya ada  wifi  juga di semua area hihihi... Hari pertama sampai kami naik  cable car  sampai ke puncak dengan membayar 10 lira untuk 1 trip. Dengan naik ini kita bisa melihat pemandangan indah dibawah dan sampai atas bisa menghangatkan diri di café yang tersedia atau sekedar membeli chai atau teh panas. Tak lupa foto-foto tentunya :D Hari kedua Aa nyewa peralatan ski, tadinya kirain bakalan mahal banget ternyata harga sewanya 25 lira untuk seharian penuh sampai jam 5 sore. Kalau yang mau belajar bisa bayar instruktur 150 lira. Ternyata main ski ga semuda

Kenapa Ke Turki?

Postingan Aa di path, kenapa kami memilih liburan ke Turki (lagi) :D Beberapa rekan bertanya ketika kami memutuskan utk menghabiskan sisa cuti akhir tahun ini. "Kenapa ke Turki lagi?" Atau "Ga bosen Sir?" Bagi kami, liburan bukan hanya liburan tp juga harus dipikirkan hal-hal penting lainnya ketika di tempat liburan. Beberapa hal yg saya suka di Turki: 0. Visa mudah lewat internet hanya bayar 25 USD langsung jadi. Dan ada "es", kami adalah penyuka es :D (tadi ini kelewat, padahal kemudahan apply visa adalah hal yang utama dalam mempertimbangkan tujuan liburan hehe... -red) 1. Adzan masih berkumandang di tiap waktu shalat dengan banyak masjid yg tersedia bahkan sampai pelosok sekalipun seperti daerah Kapadokia atau di pegunungan seperti Uludag. 2. Saya merasa seperti di Indonesia karena salam (assalaamu'alaykum) termasuk hal yg lazim jika bertemu dgn orang lain walaupun tdk kenal. 3. Makanan halal mudah ditemui in sya

[Trip Turki 2014] Menuju Uludag dari Airport Istanbul

Mumpung masih segar dalam ingatan mari kita tulis rekapan perjalanan hari pertama trip Turki kali ini dari airport Istanbul ke Uludag. Ini adalah kali kedua saya dan Aa menginjakkan kaki di Turki setelah Desember tahun lalu kemari juga. Kalau tahun lalu ke Uludag cuma "survey" aja selama 40 menit, tahun ini alhamdulillah bisa booking hotel buat 2 malam. Pertimbangan kemudahan apply visa adalah salah satu hal yang bikin balik lagi hehee.. Sebelumnya kami udah  apply  visa secara online dengan membayar 25 USD  menggunakan kartu kredit, jadi tinggal di cetak dan di imigrasi pun prosesnya cepat. Keluar airport kita cari bis Havatas bayar di dalam 11 lira. Turun di Taksim dekat hotel Point, dengan bermodal google map langsung cari bagaj (wwwbagaj.co) buat titip 2 koper jadi kita ke uludag cuma bawa carrier doank. Dari bagaj kami jalan ke stasiun metro atau stasiun kereta bawah tanah tak jauh dari situ beli token 4 lira dari mesin Jetonmatik dan

Kesepakatan Dalam Rumah Tangga

"A, liat nih", ujar saya sambil nyodorin tangan yang udah bertengger sebuah cincin di jari manisnya.  "Keren, kapan belinya?", komentar Aa.  "Tadi siang di malabar, kan jadwal ngebis", jawab saya. "Ohh ok...", kata Aa singkat :D Dari awal nikah 11 tahun yang lalu, Aa memberi kebebasan kepada saya dalam hal mengatur keuangan. Pokoknya urusan keuangan beliau tau beres, tinggal menunggu laporan dari saya.  Itu salah satu contoh kesepakatan dalam rumah tangga kami. Tak ada yang tertulis, jadi ngalir gitu ajah. Padahal sebelum menikah gak tau juga sih  style masing-masing dalam meng- handle keuangan kaya gimana hehe... Tapi seiring waktu alhamdulillah semuanya bisa mengalir secara natural. Dalam memilih pakaian atau perangkat lain seperti sepatu pun tak disadari kami membuat kesepakatan. Kalau Aa selalu memilih merk terkenal yang mutunya juga bagus tapi dengan batasan harga tertentu, sementara buat saya Aa pengennya juga saya memil

Pernikahan

Selalu menyenangkan ketika membahas mengenai rumah tangga bersama sesama teman perempuan, dari membahas kenangan pesta pernikahan sampai pengalaman-pengalaman hidup selama berumah tangga. Kemarin saya dan beberapa orang teman mengenang masa-masa pernikahan, akad dan walimahnya. Berapa lama persiapan yang dibutuhkan, proses akad dan pesta sampai biaya pernikahan. Kalau buat saya, dream wedding yang saya inginkan dari semasa gadis adalah ingin pesta pernikahan yang sederhana, dimana tak ada jarak antara pengantin dengan undangan terutama keluarga dan teman-teman. Gak ada tuh keinginan pesta di gedung dengan berganti baju berkali-kali dan di "tonton" banyak orang hihihi... Maka pas dulu kami menikah, sama sekali tak ada pelaminan, undangan duduk lesehan dan tak ada penerima tamu dan tong buat nampung angpau :D Maka ketika beberapa teman menyebut angka yang buat saya cukup fantastis (yang bisa buat beli rumah sederhana hehe) untuk acara sehari, saya teringat ketika Aa wa

Pagi Ini

Pagi hari, buka jendela, udara dinginpun masuk ke dalam rumah. Musim dingin yang datang terlambat di kota ini. Sebagai orang yang lahir dan besar di negara tropis membuat saya menyukai musim dingin ini meski sudah empat tahun menginjakkan kaki di Khobar.  Desember, bulan terakhir dalam urutan bulan masehi. "Tak terasa..." demikian kata-kata klise manusia yang selalu saya dengar untuk mengungkapkan betapa waktu terasa cepat berlalu. Meski didalamnya pasti selalu ada berbagai macam rasa kehidupan yang mampir silih berganti, tapi ketika telah terlewati, maka tak akan begitu terasa karena waktu selalu maju kedepan dan begitupun semua yang ada didalamnya.  Menikmati hari kamis pagi ini dengan menulis beberapa kata untuk mengungkapkan rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah yang maha kuasa.  Alhamdulillah untuk rumah yang hangat ketika diluar sedang dingin, untuk suami yang hebat yang saya bisa menjadi diri sendiri dihadapannya, untuk keluarga yan