Skip to main content

How Are You Today?

Bagun tidur terdengar suara petir menggelegar, suatu hal yang aneh karena harusnya sekarang ini udah mau masuk musim panas, kalo hujan biasanya kalo mau musim dingin. Pas liat keluar jendela ternyata jalanan sudah basah... alhamdulillah hujan! Allahumma shayyiban naafian 🙏.

Sudah hampir dua bulan kami diam di rumah, pertanyaan nya apakah anda masih pada waras? hihihii.... Buat yang memang senang di rumah sepertinya tidak jadi masalah, tapi buat yang terbiasa sering keluar rumah mungkin banyak penyesuaian yang harus di lakukan yaaa....

Buat saya pribadi ada beberapa hal dari situasi #dirumahaja yang bisa memudahkan pikiran dan mental kita agar tetap sehat. Tentuanya setiap orang bisa mengambil tindakan atau sikap berbeda tergantung pemahamannya masing-masing, dan sejauh yang saya pahami ada beberapa poin yang ingin saya bagi siapa tau bisa menambah inspirasi hehehe.

Hal pertama dalam menyikapi situasi seperti sekarang ini, atau bahkan dalam setiap situasi kalo buat saya mah, yakni memahami dan mengaplikasikan konsep Qadarullah. Konsep yang buat saya pribadi butuh bertahun-tahun untuk mengerti dan alhamdulillah saya merasa Allah telah memberikan pemahaman tentang Qadarullah itu (dengan melalui berbagai peristiwa dan pelajaran hidup 😀). Mengaplikasikan berlapang dada atas takdir Allah memang tidak semudah itu ferguso, tapi ketika kita sudah mengerti maka hal tersebut akan sangat sangat membantu kita dalam menghadapi setiap kejadian dan peristiwa dalam hidup ini. Bahwa Allah telah mentakdirkan virus covid19 "menguasai" bumi-Nya di tahun 2020 ini adalah suatu keniscayaan, tinggal bagaimana kita sebagai hamba-Nya menyikapi hal ini.

Setelah menyadari bahwa kejadian luar biasa yang sedang kita alami ini sudah tertulis di lauhul mahfudz maka tidak akan ada lagi denial, menolak realitas dan inshaAllah dengan begitu hati kita pun akan menjadi lapang.

Hal lain yang bisa kita lakukan adalah paket syukur dan sabar... terdengar klise? Mungkin, tapi dua hal ini akan sangat-sangat membantu kita to cope with the situation. Banyaaak banget hal yang bisa kita syukuri dengan diam di rumah saja, kalo ada suatu hal yang tidak sesuai dengan ekspektasi kita maka keluarkanlah stok sabar :D

Pagi ini mendapat kabar ada sodara di Indonesia yang di lay off alias di PHK, tanpa pesangon, tanpa THR. Para pengusaha pun sedang berjibaku dengan kesulitan, berasa banget punya dua usaha, dimana salah satu cafe kami terpaksa tutup untuk sementara inshaAllah, dan satu store Ngikan alhamdulillah masih bisa jalan meski dengan penurunan omzet, qadarullah. Untuk yang di PHK stok sabar harus banyak dikeluarkan, dengan terus berusaha mencari jalan pemasukan lain seraya berdoa minta kemudahan sama Allah. Untuk yang masih dapat kerjaan dan gaji-nya diturunkan harus banyak bersyukur, karena banyak di luar sana yang mungkin ingin tuker posisi dengan kita.

Poin selanjutnya adalah me-reframe mindset kita. 
Tak bisa bebas keluar rumah! Mungkin Allah menyuruh kita menghabiskan banyak waktu dengan keluarga.
Suami tak bisa berjamaah di masjid! Saatnya para istri dan anggota keluarga lain mengambil kesempatan ini untuk bisa mendapatkan pahala berjamaah di 5 waktu shalat.
Ga bisa pergi ke kajian pekanan dan bertemu teman-teman! Alhamdulillah masih bisa ngaji online, bahkan kita bisa ikut kajian-kajian online lain yang sekarang mashAllah jadi lebih marak. Mungkin Allah sedang memberi kesempatan kepada kita untuk bisa menambah ilmu agama lebih banyak lagi.
Ga bisa kulineran di resto dan cafe! Alhamduillah jadi harus masak 3 kali sehari, dan efeknya adalah jatah makan di luar berkurang hihihi
Buibu jadinya masak mulu, capek! InshaAllah capek tersebut adalah ladang amal kita. Kalo beli di luar kita terima jadi apa adanya, tapi kalo kita yang masak kita tahu apa yang kita cemplungin ke dalam panci, doa-doa apa yang kita ucapkan sambil ngaduk adonan, sambil goreng bakwan dan inshaAllah itu lebih baik untuk kita dan keluarga kita yang mengkonsumsi masakan kita.

Kalo kita list nikmat dari Allah dalam sehari aja, niscaya ga akan ada waktu buat mengeluh. Nikmat udara yang masih bisa kita hirup, karena saya lihat video orang yang kena covid19 yang sudah parah, untuk nafas aja harus dibantu ventilator.... 

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Al Khobar, Selasa 14 April 2020
#pandemic2020
#covid19
#dirumahaja
#stayhome


Comments

Popular posts from this blog

Bukan Sekedar Kata....

Terinspirasi dari debat capres cawapres beberapa hari belakangan ini, bersamaan dengan terbukanya lembaran kertas di binder saya, saya menemukan sebuah nasyid dari Izzatul Islam yang berjudul Bukan Sekedar Kata... langsung teringat debat, komentar, kata-kata pengamat yang rajin berseliweran di berbagai media... Smoga apa yang mereka ungkapkan bukan hanya sekedar kata yang hilang saat itu juga menguap bersama hembusan nafas pembicaranya... :: Bukan Sekedar Kata :: by Izzis Banyak kata terucap setinggi langit memecahkan telinga tuli seketika Kata tak berarti dihadapan-Nya tangan dan kaki berganti bicara Katakan yang benar karna kebenaran diamlah diamlah cahya keemasan nyatakan katamu bukti kesungguhan mulianya dunia bukan karena kata ::: Saya tak tau apa lirik nasyidnya segitu aja atau masi kurang... saya cari-cari nasyidnya lagi belum ketemu... smoga omongan orang-orang di tv, internet, koran, ataupun radio tak cuma sekedar kata yang sia-sia tak bermakna tanpa bukti nyata... aamiin...

Istilah Panggilan Dalam Kluarga Besar....

Seru banget klo lagi ngumpul skeluarga besar... orang tua, kaka, adik, dan keponakan-keponakan... Dalam pemaanggilan namapun Banyak istilah yang akan keluar... dari mulai uwa, mamang, bibi, teteh, aa, dede, kaka dan sebagainya... Tak sedikit keluarga yang mengajarkan panggilan kepada anaknya yang tak sesuai dengan silsilah dalam keluaraga... misalkan, yang harusnya sang anak manggil tante atau bibi ternyata dibiasakan istilah mama, bunda atau ibu... yang harusnya manggil uwa atau paman, anak dibiasakan memanggil papa, ayah, atau apalah... Klo menurut saya kerancuan pemanggilan itu bisa 'mengkacaukan' silsilah dalam kluarga hehehe.... Karena smua orang dianggap sebagai ibu, dan smua orang dianggap sbagai ayah... padahal dalam Islam sendiri istilah tersebut pada akhirnya akan bermuara kepada hubungan ke-muhriman seseorang dengan kerabatnya. Klo di kluarga besar saya sih dari awal sudah dibiasakan panggilan-panggilan yang sesuai dengan posisinya masing-masing. Bahkan sampai anak d

Wisata Kuliner So Far...

Daerah saya tinggal, Khobar, termasuk daerah pantai yang rame... rame sama sgala macem, dari mulai perkantoran, mal, tempat makan, tempat piknik, apartemen. Sala satu hal yang menarik perhatian kami adalah... apalagi kalo bukan wisata kulinernya hehehe... :P Suda hampir sebulan kami disini, suda lumayan banyak pula tempat dan jenis makanan yang kami sambangi, scara kita berdua tukang makan dan punya selera yang hampir sama hihihi.... Makanan pertama yang saya makan adalah KFC pesen delivery. Menurut saya, rasanya masi lebih enak di bogor, mungkin karena kurang pedes yahh... Tempat pertama yang kami datangi adalah TGIF (Thank God It's Friday) resto yang jual makanan semacam steak, ribs dll. TGIF saya klasifikasikan kedalam jenis kuliner umum atau internasional. Jenis resto ini adalah jenis yang skali-skali aja di datengin soalnya mahal hehehe... Waktu itu pesen ribs, lupa nama di menunya apa. Saya yang baru ngerasain pertama kali sih bilang enak, tapi kata Aa tak seenak biasanya, en